Innovation in Distance Learning

 



Innovation Learning

Oleh : Bambang Efendi

 

Pandemi, adalah situasi yang diakui atau tidak memang sudah dan sebang terjadi. Covid adalah subyek dari phrase kondisi sekarang yang mau tidak mau, ini adalah nyata. Dunia seolah jungkir balik tidak lagi berputar pada porosnya. Dampak luar biasa yang tak terhindarkan dari wabah covid 19..

Dalam algoritma matematis, adalah genap satu warsa sejak menjangkitnya virus ini dibumi pertiwi Indonesia. Setahun sudah kegiatan sekolah atau pembelajaran klasikal dihentikan, yang semula ada wacana akan dibuka kembali sekolah secara luring diawal tahun pelajaran baru, namun dengan tren intensitas pandemi yang semakin meningkat tajam maka rencana luring harus ditunda sampai awal tahun, ternyata diawal tahunpun belum menampakkan gejala penurunan intensitas pandemic sehingga harus ditunda lagi dan ditunda lagi yang entah sampai kapan, masih belum bisa dikira-kira, Allahu ‘alam bishawab..

Sementara menghadapi keadaan ini, tuntutan tanggung jawab kegiatan pendidikan, belajar mengajar, tidak bisa diabaikan begitu saja, tanggung jawab sebagai khalifatul fil ardy adalah kewajiban yang tidak bisa tidak dan harus terus berlangsung. Belajar mengajar dikelas boleh dihentikan namun kegiatan akdemis dengan model lain adalah suatu keniscayaan.

Sekolah yang semula dilakukan tanpa jejaring sosial media kini harus dilakukan dalam jaringan (daring). Ini tidak boleh dianggap sebagi sesuatu yang merupakan hambatan, akan tetapi justru tantangan yang harus dihadapi dengan langkah konkrit dan stratejik. Perkembangan teknologi IT telah membuka jalan dan peluang untuk bisa dimanfaatkan sebagai sarana prasarana pengembangan keilmuan termasuk didunia pendidikan,.

Inovasi tiada henti, jargon ini mungkin sudah sangat akrab sekali dengan telinga kita. Walau kadang tidak sedikit pula yang boleh jadi hanya sekedar copy paste istilah tanpa memahami secara mendalam artinya apalagi maksudnya. Namun bagi lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah hal ini adalah sebuah idiom yang sudah dijadikan brand maker sejak lama, bahkan ketika KH. Ahmad Dahlan mengawali merintis pendirian sekolah yang dikemas secara modern. Oleh karenanya didalam musim pandemi seperti ini, sekolah-sekolah Muhammadiyah justru mendapatkan hikmah keberkahan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Ajang kompetisi kopetensi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dibidang pendidikan dengan tajuk “ME” Award (Muhammadiyah Education Award) setiap tahun, ditahun 2020 dilaksanakan secara khusus karena pandemi dengan istilah special edition secara virtual (daring). Pada edisi kali ini ada tambahan kompetisi dibidang distance learning (pembelajaran jarak jauh).

Innovation in Distance Learning sebagai menu lomba baru pada masa pandemic adalah menarik untuk dicermati dan diikuti. Membuat kreasi untuk melakukan pembelajaran jarak jauh tentunya sangat penting agar belajar mengajar tetap pada koridor lama yaitu “Pakemi/Paikem” yang kemudian saat ini menggunakan basis IT. Standar minimalnya adalah dengan memanfaatkan WhatsApp (WA) dan video call (vc). Sedangkan inovasi kelanjutannya adalah menu-menu yang menggunakan aplikasi berbasis website (web). Google classroom, google formulir, google meet, zoom, Bloger, YouTube adalah aplikasi-aplikasi berbasis web. Edumu dan Sidikmu adalah dua diantara aplikasi web yang dimiliki oleh Muhammadiyah untuk dapat digunakan dalam sistem pembelajaran jarak jauh.

SD Muhammadiyah 03 Tumpang adalah salah satu peserta yang ikut serta dalam bidang kompetisi Distance Learning, dan dalam penilaian ME dinobatkan sebagai sekolah dengan nilai absolut (A) yang berhak mendapatkan predikat juara dalam kategori “Innovation in Distance Learning” level sekolah dasar. Tentunya ini bukanlah penilaian tanpa dasar, semua sudah diuji dengan ketat, cermat dan saksama oleh para assessor yang berkompeten dibidangnya. Dan layak bagi sekolah dengan ikon “SD Mantap” ini untuk mendapatkannya.

Selama pandemi, sekolah ini dengan giat memanfaatkan media sosial berbasis web untuk melaksakan pembelajaran daring. Begitu pandemi berlangsung ditengah semester pertama 20 orang guru pengajar didorong oleh pimpinan sekolah untuk segera memperdalam pengetahuan IT nya, dan tidak butuh waktu lama semua guru sudah fasih dalam menggunakan pembelajaran berbasis web. Saat ini semua guru sudah memiliki akun Blog dan YouTube, juga akun zoom. Sekolah memfasilitasi dengan Edumu diawal dan sekarang dengan Sidikmu. Sekolah melaksanakan Penilaian Akhir Tahun pelajaran 2020 dengan aplikasi google form sehingga seluruh hasil belajar juga bisa langsung diakses oleh siswa maupun orang tua siswa dengan waktu yang cepat, itulah hikmah dari wabah pandemi.

Pertanyaannya, apakah dengan itu semua sudah bisa mengatasi persoalan ? jawabannya tentu saja tidak. Problem nasional yang dihadapi dinegeri ini adalah keberagaman tingkat sosial dan ekonomi masyarakat. Tidak semua orang tua siswa familiar dengan IT, tidak semua orang tua yang bisa menunjang anaknya secara ekonomis ataupun bahkan kedua faktor ini secara bersamaan dialami oleh beberapa orang tua siswa. Sebagai jalan keluar dari itu sekolah juga menjalankan program luring dengan home visit / home schooling dengan tetap menjaga protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditentukan.

Pengakuan yang diperoleh dari hasil kompetisi, tentulah bukan tujuan akhir atau kebanggaan semata, lebih jauh dari itu, adalah merupakan tantangan kedepan untuk terus melakukan inovasi dalam bidang pendidikan demi terwujudnya harapan dari pendidikan itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan masyarakat menuju manusia yang berkarakter dan berakhlaq.

Covid 19 nampknya belum akan berakhir dalam waktu dekat, pembelajaran jarak jauh masih harus dilakukan. Kreatifitas pembelajaran melalui jejaring IT masih perlu dikembangkan terus. Selamat berkreasi dan berinovasi terus, majukan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, maju sekolahku, maju negaraku.

 

Batu, medio February 2021  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas 2 (B. Jawa/angka takeran)

Kelas 1 (b. jawa/angka)

Kelas 6 (b. Jawa/macapat ll)