Kelas 4 & 5 (KM / Isra' mikraj)
Isra’ mikraj
Bambang Efendi HW
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatu
Alhamdulillah, aladzi
arsala rasulahu bil huda wadin nil haq, liyudhirahu aladzini kulihi
walaukarihal musyrikun.
Ashaduanla ilaha
ilallah wakhdahu laasyari kalahu, wa ash hadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu
la nabiya bakdah.
Allahumma shali ala
Muhammadin wa ala alihi wa ashabihi waman wala wala khaula wala kuwwata ila
billah. Amma bakdu.
Yaa ayuhannasu taqu
rabbakumuladzi khalakakum min nafsi wakhidah wa khalaqa minha jaujaha wabatsaa
minhuma rijalan katsiran wa nisaa, wattaqullaha ladzii tasaa aluna bihi wal arkham,
innallaha kana alaikum rakiba.
Allah berfirman :
Maha suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatnya yang hingga saat ini masih dicurahkan kepada kita. Terlebih yang berupa nikmat iman dan Islam, ini adalah rahmat terbesar yang patut untuk senantiasa disyukuri.
Shalawat dan salam
semoga pula senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita semua Rasulullah
Muhammad SAW beserta keluarga, kerabat dan ahlinya termasuk ummatnya.
Didalam kesempatan yang
berbahagia ini, yakni diakhir bulan Rajab 1442 H, dimana hari ini sudah masuk tanggal
27 Rajab. Itu artinya tiga hari lagi bulan Rajab sudah berakhir dan masuk pada
bulan Sya’ban.
Seperti yang sudah kita
ketahui bersama bahwa pada tanggal 27 Rajab itu ada satu peristiwa yang besar
bukan hanya bagi pribadi pilihan Allah SWT Rasulullah saja namun lebih dari itu
adalah catatan sejarah peradaban kehidupan umat manusia hingga akhir jaman.
Disuatu malam Allah
berkenan memperjalankan hamba kekasih-Nya untuk menghadap langsung
kehadirat-Nya (QS 17, Al Israa ayat 1) karena ada hal yang sangat penting untuk
disampaikan langsung tanpa melalui malaikat Jibril sebagaimana wahyu-wahyu
lainnya.
Wahyu yang disampaikan
dalam peristiwa itu adalah perintah “shalat”
lima waktu. Begitu tingginya derajat shalat, sehingga Allah SWT perlu menyampaikannya
langsung kepada utusan terkasihnya tanpa perantara. Hal ni memberikan pelajaran
kepada kita agar sekali-kali jangan meremehkan shalat. Shalat adalah pembeda
antara seorang yang mengaku muslim dengan non muslim alias kafir. Shalat adalah
tiang agama “ashalatu imadu din” maka
barang siapa yang menegakkannya maka dia telah menegakkan agamanya dan barang
siapa yang merobohkannya maka berarti dia juga telah merobohkan agamanya, itu
hadits dari Rasulullah SAW. Shalat adalah inti dari seluruh proses perjalanan
hidup seorang muslim. Maka shalat harus ditegakkan, tidak cukup hanya sekedar
dijalankan apalagi hanya untuk menggugurkan kewajiban.
Semoga dalam
memperingati Isra’ mikraj ini tidak sekedar mengingat kembali perjalanan Rasulullah
Muhammad SAW tapi benar-benar bisa memaknai dengan benar dan mengabil hikmah
dari peristiwa besar bagi kehidupan umat manusia.
Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, “wasta’inu bisabri washalah”
Barakallahu
fi Qur’anil hakim, wataqbbala mini wa minkum tilawatahu, innahu huwas sami’un
alim. Aqulu qauli hadza was taghfiruhu innahu huwal ghafururrahim.
Nasrun
minallahi wa fathun qarib, wabasyiril mukminin. Billahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatu.
Komentar
Posting Komentar